Jumat, 07 Juni 2013

Pesan-Pesan Untuk Isteri

By: Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq

Teruntuk akhwatillahi fiddiin yang telah menikah, baru menikah atau mempersiapkan untuk menikah bacalah wasiat-wasiat ini sebagai bekal untuk kehidupan bersama pendamping. Ingatlah.... pendampingmu adalah penentu kehidupanmu berakhir di surga atau di neraka karena ketaatanmu atau keingkaranmu........

Anas berkata, “Para Sahabat Rasulullah صلی الله عليه وسلم jika menyerahkan seorang wanita kepada suaminya, maka mereka memerintahkan isteri agar berkhidmat kepada suaminya dan memelihara haknya.”  

Ummu Humaid berkata, “Para wanita Madinah, jika hendak menyerahkan seorang wanita kepada suaminya, pertama-tama mereka datang kepada ‘Aisyah dan memasukkannya di hadapannya, lalu dia meletakkan tangannya di atas kepalanya seraya mendo’akannya dan memerintahkannya agar bertakwa kepada Allah serta memenuhi hak suami”[1] 

 ‘Abdullah bin Ja’far bin Abi Thalib berwasiat kepada puterinya, “Janganlah engkau cemburu, sebab itu adalah kunci perceraian, dan janganlah engkau suka mencela, karena hal itu menimbulkan kemurkaan. Bercelaklah, karena hal itu adalah perhiasan paling indah, dan farfum yang paling baik adalah air.”  

Abud Darda' berkata kepada isterinya, “Jika engkau melihatku marah, maka redakanlah kemarahanku. Jika aku melihatmu marah kepadaku, maka aku meredakanmu. Jika tidak, kita tidak harmonis.”  

Ambillah pemaafan dariku, maka engkau melanggengkan cintaku. 
Janganlah engkau berbicara dengan keras sepertiku, 
ketika aku sedang marah Janganlah menabuhku (untuk memancing kemarahan) seperti engkau menabuh rebana, sekalipun 
Sebab, engkau tidak tahu bagaimana orang yang ditinggal pergi  

Janganlah banyak mengeluh sehingga melenyapkan dayaku 
Lalu hatiku enggan terhadapmu; sebab hati itu berbolak-balik  
Sesungguhnya aku melihat cinta dan kebencian dalam hati 
Jika keduanya berhimpun, maka cinta pasti akan pergi  

‘Amr bin Hajar, Raja Kindah, meminang Ummu Ayyas binti ‘Auf. Ketika dia akan dibawa kepada suaminya, ibunya, Umamah binti al-Haris menemui puterinya lalu berpesan kepadanya dengan suatu pesan yang menjelaskan dasar-dasar kehidupan yang bahagia dan kewajibannya kepada suaminya yang patut menjadi undang-undang bagi semua wanita. Ia berpesan:  
“Wahai puteriku, engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar, dan engkau beralih pada kehidupan yang di dalamnya engkau naik untuk orang yang lalai dan membantu orang yang berakal. Seandainya wanita tidak membutuhkan suami karena kedua orang tuanya masih cukup dan keduanya sangat membutuhkanya, niscaya akulah orang yang paling tidak membutuhkannya. Tetapi kaum wanita diciptakan untuk laki-laki, dan karena mereka pula laki-laki diciptakan.  
Wahai puteriku, sesungguhnya engkau berpisah dengan suasana yang darinya engkau keluar dan engkau berganti kehidupan, di dalamnya engkau naik kepada keluarga yang belum engkau kenal dan teman yang engkau belum terbiasa dengannya. Ia dengan kekuasaannya menjadi pengawas dan raja atasmu, maka jadilah engkau sebagai abdi, niscaya ia menjadi abdimu pula. Peliharalah untuknya 10 perkara, niscaya ini akan menjadi kekayaan bagimu. 

Pertama dan kedua, tunduk kepadanya dengan qana’ah (merasa cukup), serta mendengar dan patuh kepadanya.  
Ketiga dan keempat, memperhatikan mata dan hidungnya. Jangan sampai matanya melihat suatu keburukan darimu, dan jangan sampai mencium darimu kecuali aroma yang paling harum.  
Kelima dan keenam, memperhatikan tidur dan makannya. Karena terlambat makan akan bergejolak dan menggagalkan tidur itu membuat orang marah.  
Ketujuh dan kedelapan, menjaga hartanya dan memelihara keluarga dan kerabatnya. Inti perkara berkenaan dengan harta ialah menghargainya dengan baik, sedangkan berkenaan dengan keluarga ialah mengaturnya dengan baik.  
Kesembilan dan kesepuluh, jangan menentang perintahnya dan jangan menyebarkan rahasianya. Karena jika engkau menyelisihi perintahnya, maka hatinya menjadi kesal dan jika engkau menyebarkan rahasianya, maka engkau tidak merasa aman terhadap pengkhianatannya. Kemudian janganlah engkau bergembira di hadapannya ketika dia bersedih, dan jangan pula bersedih di hadapannya ketika dia bergembira”[2]  

Seseorang menikahkan puterinya dengan keponakannya. Ketika ia hendak membawanya, maka dia berkata kepada ibunya, “Perintahkan kepada puterimu agar tidak singgah di kediaman (suaminya) melainkan dalam keadaan telah mandi. Sebab, air itu dapat mencemerlangkan bagian atas dan membersihkan bagian bawah. Dan janganlah ia terlalu sering mencumbuinya. Sebab jika badan lelah, maka hati menjadi lelah. Jangan pula menghalangi syahwatnya, sebab keharmonisan itu terletak dalam kesesuaian.  

Ketika al-Farafishah bin al-Ahash membawa puterinya, Nailah, kepada Amirul Mukminin ‘Utsman bin ‘Affan Radhitallahu ‘anhu, dan beliau telah menikahinya, maka ayahnya menasihatinya dengan ucapannya, “Wahai puteriku, engkau didahulukan atas para wanita dari kaum wanita Quraisy yang lebih mampu untuk berdandan darimu, maka peliharalah dariku dua hal ini : bercelaklah dan mandilah, sehingga aromamu adalah aroma bejana yang terguyur hujan.”  Abul Aswad berkata kepada puterinya, “Jangalah engkau cemburu, sebab kecemburuan itu adalah kunci perceraian. Berhiaslah, dan sebaik-baik perhiasan ialah celak. Pakailah wewangian, dan sebaik-baik wewangian ialah menyempurnakan wudhu.’”  

Ummu Ma’ashirah menasihati puterinya dengan nasihat berikut ini yang telah diramunya dengan senyum dan air matanya: “Wahai puteriku, engkau akan memulai kehidupan yang baru… Suatu kehidupan yang tiada tempat di dalamnya untuk ibumu, ayahmu, atau untuk seorang pun dari saudaramu. Engkau akan menjadi teman bagi seorang pria yang tidak ingin ada seorangpun yang menyekutuinya berkenaan denganmu hingga walaupun ia berasal dari daging dan darahmu. Jadilah engkau sebagai isteri, wahai puteriku, dan jadilah engkau sebagai ibu baginya. 
Jadikanlah ia merasa bahwa engkau adalah segalanya dalam kehidupannya dan segalanya dalam dunianya. Ingatlah selalu bahwa suami itu anak-anak yang besar, jarang sekali kata-kata manis yang membahagiakannya. Jangan engkau menjadikannya merasa bahwa dengan dia menikahimu, ia telah menghalangimu dari keluargamu.  Perasaan ini sendiri juga dirasakan olehnya. Sebab, dia juga telah meninggalkan rumah kedua orang tuanya dan meninggalkan keluarganya karenamu. Tetapi perbedaan antara dirimu dengannya ialah perbedaan antara wanita dan laki-laki. Wanita selalu rindu kepada keluarganya, kepada rumahnya di mana dia dilahirkan, tumbuh menjadi besar dan belajar. Tetapi dia harus membiasakan dirinya dalam kehidupan yang baru ini. Ia harus mencari hakikat hidupnya bersama pria yang telah menjadi suami dan ayah bagi anak-anaknya. 
Inilah duniamu yang baru, wahai puteriku. Inilah masa kini dan masa depanmu. Inilah mahligaimu, di mana kalian berdua bersama-sama menciptakannya.  Adapun kedua orang tuamu adalah masa lalu. Aku tidak memintamu melupakan ayah dan ibumu serta saudara-saudaramu, karena mereka tidak akan melupakanmu selama-lamanya. Wahai sayangku, bagaimana mungkin ibu akan lupa belahan hatinya? Tetapi aku meminta kepadamu agar engkau mencintai suamimu, mendampingi suamimu, dan engkau bahagia dengan kehidupanmu bersamanya.”  

Diriwayatkan bahwa Ibnu Abi ‘Udzr ad-Du'ali -pada hari-hari pemerintahan ‘Umar رضي الله عنه- menceraikan wanita-wanita yang dinikahinya. Sehingga muncullah kepadanya beberapa peristiwa yang tidak disukainya berkenaan dengan para wanita tersebut dari hal itu. Ketika dia mengetahui hal itu, maka dia memegang tangan ‘Abdullah bin al-Arqam sehingga membawanya ke rumahnya. Kemudian dia berkata kepada isterinya: “Aku memintamu bersumpah demi Allah, apakah engkau benci kepadaku?” Ia menjawab, “Jangan memintaku bersumpah demi Allah.” Dia mengatakan, “Aku memintamu bersumpah demi Allah.” Ia menjawab, “Ya.”  Kemudian dia berkata kepada Ibnul Arqam, “Apakah engkau dengar?” Kemudian keduanya bertolak hingga sampai kepada ‘Umar bin al-Khaththab رضي الله عنه lalu mengatakan, “Kalian mengatakan bahwa aku menzhalimi kaum wanita dan menceraikan mereka. Bertanyalah kepada al-Arqam.” Lalu ‘Umar bertanya kepadanya dan mengabarkannya. 
Lalu beliau mengirim utusan kepada isteri Ibnu Abi ‘Udzrah (untuk datang kepada ‘Umar). Ia pun datang bersama bibinya, lalu ‘Umar bertanya, “Engkaukah yang bercerita kepada suamimu bahwa engkau marah kepadanya?” Ia menjawab, “Aku adalah orang yang mula-mula bertaubat dan menelaah kembali perintah Allah kepadaku. Ia memintaku bersumpah dan aku takut berdosa bila berdusta, apakah aku boleh berdusta, wahai Amirul Mukminin?” Dia menjawab, “Ya, berdustalah. Jika salah seorang dari kalian tidak menyukai salah seorang dari kami, janganlah menceritakan hal itu kepadanya. Sebab, jarang sekali rumah yang dibangun di atas dasar cinta, tetapi manusia hidup dengan Islam dan mencari pahala”[3]  

Kepada setiap muslimah yang memenuhi hak-hak suaminya dan takut terhadap murka Rabb-nya karena dia mengetahui hak suaminya atasnya! Inilah contoh sebagian pria yang mensifati isterinya yang tidak mengetahui hak suaminya dan tidak pula memelihara kebaikannya. Ia tidak mempercantik diri dan tidak berdandan untuknya, serta bermulut kasar. Ia mensifatinya dengan sifat yang membuat hati bergetar dan telinga terngiang-ngiang. Camkanlah sehingga engkau tidak jatuh ke tempat yang menggelincirkan ini.  
[Disalin dari kitab  Isyratun Nisaa Minal Alif Ilal Yaa, Edisi Indonesia Panduan Lengkap Nikah Dari A Sampai Z, Penulis Abu Hafsh Usamah bin Kamal bin Abdir Razzaq, Penterjemah Ahmad Saikhu, Penerbit Pustaka Ibnu Katsair]

Foote Note 
[1]. HR. Ibnu Abi Syaibah (IV/305-306). 
[2]. Ahkaamun Nisaa’, Ibnul Jauzi (hal. 74-78). 
[3]. Syarhus Sunnah (XIII/120).

Risalah Untuk Saudariku Terkasih, Urgensi Menuntut Ilmu



By: Ashom bin Muhammad Asy-Syarif
Wahai ukhti muslimah….. Saya akan kemukakan.nasehat yang utama bagi kalian. Yakni tentang perlunya semangat dalam menuntut ilmu dan tafaqquh fid-din, akan tetapi pada kenyataannya banyak wanita yang tidak sungguh-sungguh dalam belajar, bahkan meninggalkannya (berpaling darinya). Telah menjadi keprihatinan tersendiri dalam benak saya. Oleh karena itu, insya Allah saya akan menjelaskan dan menguraikan urgensi tholibul ilmi dari dalil-dalil Al Qur’an, disertai ta’liq sederhana.  Ukhti muslimah yang dirahmati-Nya, Allah سبحانه و تعالى telah banyak memaparkan pentingnya menuntut ilmu dalam deretan firman-Nya yang mengagumkan.
"Artinya : Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Ilah (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." [Ali-Imran :18] 
Berkata Imam Al Qurtubi rahimahullah dalam tafsirnya : "Ayat ini adalah dalil tentang keutaman ilmu dan kemuliaan ulama. Seandainya ada orang yang lebih mulia dari ulama, sungguh Allah akan menyertakan nama-Nya dan nama malaikat-Nya. Allah سبحانه و تعالى berfirman juga kepada Nabi-Nya صلی الله عليه وسلم tentang kemuliaan ilmu."  "Artinya : Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan."  [Thaha :114] 

Maka seandainya ada sesuatu yang lebih mulia daripada ilmu, sungguh Allah سبحانه و تعالى akan memerintahkan Nabi-Nya untuk meminta tambahan akan sesuatu itu, sebagaimana Allah سبحانه و تعالى telah memerintahkan Nabi-Nya صلی الله عليه وسلم untuk meminta tambahan ilmu. [Tafsir Al-Qurthubi hal. 1283]  "Artinya : Katakanlah, adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui" [Az-Zumar : 9]

Imam Al Qurtubi rahimahullah berkata : "Menurut Az-Zujaj رضي الله عنه, maksud ayat tersebut yaitu orang yang tahu berbeda dengan orang yang tidak tahu, demikian juga orang taat tidaklah sama dengan oran bermaksiat. Orang yang mengetahui adalah orang yang dapat mengambil manfaat dari ilmu serta mengamalkannya.

Dan orang yang tidak mengambil manfaat dari ilmu serta tidak mengamalkannya, maka ia berada dalam barisan orang yang tidak mengetahui" [Tafsir Al-Qurthubi hal. 5684]  "Artinya : Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." [Al-Mujaadilah : 11]

Imam Al Qurtubi rahimahullah berkata, "Maksud ayat di atas yaitu, dalam hal pahala di akhirat dan kemuliaan di dunia, Allah سبحانه و تعالى akan meninggikan orang beriman dan berilmu di atas orang yang tidak berilmu. Kata Ibnu Mas`ud, dalam ayat ini Allah سبحانه و تعالى memuji para ulama. Dan makna bahwa Allah سبحانه و تعالى akan meninggikan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat, adalah derajat dalam hal agama, apabila mereka melakukan perintah- perintah Allah" [Tafsir Al-Qurtubi hal. 5070]

"Artinya : Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hambanya, hanyalah ulama." [Al- Fathirv: 28]
Ibnu Katsir rahimahullah berkata,
"Maksud ayat di atas adalah, orang yang takut kepada Allah سبحانه و تعال dengan benar hanyalah ulama yang mengenal-Nya, karena semakin mengenal Allah Yang Maha Agung, Yang Maha Berkuasa, Yang Maha Mengetahui,Yang memiliki sifat kesempurnaan dan kebaikan, maka pengenalan, pengetahuan, dan ketakutan terhadap-Nya akan semakin sempurna" [Tafsir Ibnu Katsir 3/163]

 "Artinya : Sesungguhnya al-Quran adalah ayat-ayat yang nyata dalam dada orang-orang yang diberi. Dan tidak mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang dholim." [Al-Ankabut : 49]

Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata tentang ayat di atas. "Allah سبحانه و تعالى menyanjung ahli ilmu, memuji dan memuliakan mereka dengan menjadikan kitab-Nya sebagai ayat-ayat yang nyata/jelas dalam dada mereka. Ini merupakan kekhususan dan kebaikan bagi mereka dan tidak bagi yang lainnya." [Miftah Daari As-Sa’adah hal. 1/50]  Dan kata Imam Al Qurtubi rahimahullah. "Maksud ayat tersebut adalah, Al Qur`an bukanlah sihir atau syair, seperti yang dikatakan oleh orang-orang batil. Akan tetapi Al Qur`an adalah tanda dan dalil Allah سبحانه و تعالى. Dalam Al Qur`an agama dan segala hukum-Nya dapat diketahui. Seperti itulah al-Qur`an di dalam dada-dada orang yang diberi ilmu. Mereka adalah para sahabat Muhammad صلی الله عليه وسلم. Dan orang-orang yang beriman kepadanya. Mereka berilmu, mampu memahami dan membedakan antara kalamullah, perkataan manusia dan ucapan-ucapan setan" [Tafsir Al-Qurtubi hal. 5070]

"Artinya : Tidak sepatutnya bagi orang-orang yang mu`min itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan diantara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." [At-Taubah : 122]

Imam Al-Qurtubi rahimahullah berkata.
"Ayat ini merupakan pokok tentang wajibnya menuntut ilmu. Karena tidak seharusnya orang mukmin itu pergi ke medan perang semua, padahal Nabi صلی الله عليه وسلم tidak, sehingga mereka meninggalkan beliau sendiri. Mereka membatalkan keinginan mereka, setelah mengetahui tidak dibolehkannya pergi secara keseluruhan. Beberapa orang dari tiap-tiap golongan, agar tetap tinggal bersama Nabi untuk mempelajari agama. Sehingga apabila orang- orang yang berperang itu telah kembali, mereka bisa mengabarkan dan meyebarkan pengetahuan ilmu mereka. Dalam ayat ini juga terdapat kewajiban untuk memahami Al Kitab dan Sunnah. Dan kewajiban tersebut adalah kewajiban kifayah bukan wajib `ain" [Tafsir Al-Qurtubi hal.3132]  “Artinya : Dan katakanlah:"Ya Rabbku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan". [Thaha :114]

Berkata Ibnu `Uyainah rahimahullah. "Rasulullah صلی الله عليه وسلم senantiasa bertambah ilmunya sampai Allah سبحانه و تعالى mewafatkan beliau" [Tafsir Ibnu Katsir 3/167]  Berkata Ibnul Qayyim rahimahullah. "Dengan hal ini cukuplah merupakan kemuliaan bagi ilmu, yaitu bahwa Allah memerintahkan Nabi-Nya untuk meminta tambahan berupa ilmu" [Miftah Daari As-Sa’adah]

"Artinya : Dan itulah hujjah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya. Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat. Sesungguhnya Rabbmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui." [Al-An`am : 83]

Imam Al Qurtubi rahimahullah berkata. "Firman Allah, Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki beberapa derajat yaitu dengan ilmu, kepahaman dan imamah (kepemimpinan) serta kekuasaan" [Tafsir Al-Qurtubi hal. 2466]

"Artinya : Sekiranya bukan karena karunia Allah dan rahmat-Nya kepadamu. Tetapi mereka tidak menyesatkan melainkan dirinya sendiri, dan mereka tidak dapat membahayakanmu sedikitpun kepadamu. Dan (juga karena) Allah telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu dan telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui. Dan adalah karunia Allah sangat besar atasmu." [An Nisaa` : 113]

Berkata Ibnul Qoyyimrahimahullah tentang ayat di atas, "Allah سبحانه و تعالى menyebutkan kenikmatan-kenikmatan dan karunia-Nya kepada Rasul صلی الله عليه وسلم dan Allah سبحانه و تعالى menjadikan kenikmatan dan karunia-Nya yang paling agung adalah memberinya Al Kitab dan hikmah serta mengajarkan kepadanya apa yang belum diketahuinya."[Miftah Daari As-Sa’adah 1/52]

Demikianlah Ukhti Muslimah Semoga pemaparan saya kali ini bermanfaat bagi ukhti semuanya. Harapan saya semoga kita masih mendapat kesempatan untuk meniti ilmu-Nya yang maha luas. Amin

[Diterjemahkan oleh Salamah Ummu Ismail, dari Kitab Al-Kalimatun Nafi’at Lil Akhwatil Muslimah hal. 23-28] 


[Disalin dari Majalah As Sunnah Edisi 04/Tahun VI/1423H/2002M. Diterbitkan Oleh Yayasan Lajnah Istiqomah Suarakarta, Alamat Jl. Solo – Purwodadi Km. 8 Selokaton Gondangrejo – Solo 57183]

Kamis, 09 Mei 2013

HAFIDZOH KECIL DARI NIGERIA, KAPAN KAMU UKHTY,,,,


Sungguh menakjubkan bocah asal Nigeria yang satu ini. Ia mampu menghafal seluruh isi Alquran di usia tiga tahun delapan bulan. Rukkayatu Fatahu Umar, demikian nama bocah perempuan tersebut. Dikutip dari Nigerian Tribune, Rukkayatu begitu gembira dengan prestasinya. Ia sangat senang menghafal Alquran bahkan ingin anak-anak di seluruh dunia dapat belajar dan menghafal Kitabullah sepertinya. "Saya bersyukur kepada Allah," ujar Rukkayatu saat ditanya bagaimana perasaannya dapat menghafal Quran di usia sangat belia. Rukkayatu mulai menghafal kitab suci di sebuah sekolah Quran milik Yayasan Syekh Dahiru Usman di Barkin Ruwa Askulaye di Kaduna. Syaikh Dahiru Uslam bukan lain merupakan kakek Rukkayatu. Bukan ikut bersekolah, gadis kecil tersebut selalu turut serta sang ibu yang merupakan pengajar di sekolah tersebut. Di kelas hafalan, ia pun terbiasa mendengarkan bacaan Alquran. Hingga kemudian Rukkayatu ikut membaca ayat-ayat Quran bersama para siswa, bahkan menghafalnya. "Ia terus menghadiri kelas menghafal hingga saat ini ia telah menyelesaikan hafalan seluruh Alquran," ujar sang ibu, Sayyada Maimunatu. Hafalan Quran bagi Rukkayatu seperti halnya bermain yang sangat menyenangkan. Ia bahkan begitu rajin ke sekolah setiap hari sejak pukul 07.00 pagi dan pulang pukul 18.00 sore. "Ini bukan berarti seolah-olah ia tak bermain dengan teman-temannya. Ia melakukannya (bermain), terutama dengan mereka yang juga menghafal Al-Qur'an seperti dia. Hal ini memudahkan mereka sebagai perhatian dan fokus pada tujuan yang sama, yakni menghafal Al-Qur'an," kata sang ibu. Kabar hafalan Rukkayatu pun didengar seluruh penjuru Baauchi. Masyarakat Bauchi pun digemparkan oleh bocah hafizah Quran tersebut. Mereka terus membicarakan Rukkayatu. Kemudian pada Kamis (24/1) lalu, sang hafizah kecil unjuk gigi pada acara wisuda dari sekolah yayasan Syekh Dahiru. Saat itu lah menjadi ujian hafalan Rukkayati untuk kali pertama. Sang kakek, Sheikh Dahiru Usman, ingin menunjukkan kebenaran kabar prestasi cucunya. Ia ingin membuktikan bahwa prestasi si kecil Rukkayatu bukanlah sebuah kebetulan melainkan karena ia belajar dengan sungguh-sungguh. Syaikh pun kemudian meminta Rukkayatu berdiri dihadapan sekumpulan orang-orang termasuk beberapa ulama. Mereka menguji hafalan dan kebenaran bacaan Qur'an Rukkayatu. Hasilnya begitu menakjubkan mereka. Sepertinya menghafal Quran sudah menjadi prestasi keluarga Rukkayatu. Ibunya, Sayyada Maimunatu telah menjadi hafizhah di usia 12 tahun. Ayahnya, Fatahu Umar Pandogari pun merupakan hafiz Qur'an. Didikan sang kakek, yang merupakan ulama terkenal di kawasan Bauchi, Sheikh Dahiru Usman menghasilkan keluarga penghafal AlQuran. putri kecilnya yang hafal di usia balita, Sayyada Maimunatu menyatakan kegembiraannya. Ia pun bersyukur memiliki ayah seorang ulama yang telah membangun keluarganya mencintai Al-Qur'an. "Jujur, saya tidak bisa mengatakan apa-apa, tapi saya sangat bersyukur kepada Allah atas semua ini. Ini memang berkat darat Allah. Saya sangat bersyukur kepada Allah untuk ini,'' tuturnya.
''Saya juga bersyukur memiliki ayah seperti Syaikh Dahiru Bauchi yang mendidikku di jalan Islam. Semoga Allah memberinya umur panjang sehingga beliau dapat terus mengabdikan diri kepada Allah dan bermanfaat bagi umat Islam dan umat manusia pada umumnya," tuturnya. Sang ibu pun bertekad akan terus menjaga hafalan putrinya. Usia putrinya masih teralu muda untuk diambil hak bermain. Belum lagi saat memasuki sekolah umum yang mengharuskannya mempelajari banyak hal selain hafalan Alquran. Namun ia terus memberikan pelatihan hafalan pada putrinya. Maimunatu berniat baru akan memasukkan Rukkayatu ke sekolah umum setelah usianya 10 tahun. Sebelum usia 10 tahun, Rukkayatu akan fokus pada pembelajaran Alquran dan Islam. Namun setelah berdiskusi dengan suaminya, zaman sudah berubah, peradaban semakin berkembang, Rukkayatu akan mengenyam bangku sekolah di usia enam tahun. Meski demikian, pendidikan Islam tak akan luput dari pembelajaran Rukkayatu hingga dewasa. Sumber: Republika.co.id Artikel di atas semoga dapat menampar hati kita sebagai tholabul'ilmi. Betapa terkejutnya kita BALITA (bawah lima tahun sudah hafidzoh, sedangkan kita sebagai BALITA pula (bawah lima puluh tahun) belum hafidzoh, bahkan bacaan kita masih terbengkalai. Wahai ukhty,,,semangatlah kalian menuntut ilmu dan menghafal Qur'an. Ia akan menjadi penolongmu dia akhirat kelak dan menjadi mahkota kebanggaan orang tuamu di akhirat nanti. Tak lupa juga, sebagai bekal mendidik anak-anakmu nanti supaya mereka kelak memberikan mahkota kebanggaan pula.

Sabtu, 04 Mei 2013

Mencari Ilmu Bagi Kaum Wanita

Mencari Ilmu Bagi Kaum Wanita Ummu Salamah As-Salafiyah Allah Ta’ala berfirman: "Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat." [Al-Mujaadilah: 11] Dia juga berfirman: "Katakanlah, ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui.’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." [Az-Zumar: 9] Dia pun berfirman: "Katakanlah, ‘Wahai Rabb-ku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.’" [Thaahaa: 114] Dari ‘Utsman رضي الله عنه, dia berkata bahwa Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ . “Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya.” [HR. Al-Bukhari] Dari Zaid bin Tsabit, dia berkata, aku pernah mendengar Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: نَضَّرَ اللهُ امْرَأً سَمِعَ مِنَّا حَدِيثًا فَحَفِظَهُ حَتَّى يُبَلِّغَهُ، فَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ إِلَى مَنْ هُوَ أَفْقَهُ مِنْهُ، وَرُبَّ حَامِلِ فِقْهٍ لَيْسَ بِفَقِيهٍ . “Allah akan memperindah seseorang yang mendengarkan satu hadits dari kami, lalu dia menghafalnya ketika dia mendapatkannya. Sebab, berapa banyak orang yang membawa fiqih kepada orang yang lebih ahli darinya. Dan berapa banyak orang yang membawa fiqih tetapi dia bukan seorang ahli fiqih.” [HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih] Dalil-dalil ini dan juga yang semisalnya bersifat umum dan tidak ada pengkhususan baginya. Dan berkumpul untuk mencari ilmu di masjid-masjid adalah lebih baik dan lebih utama. Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, dia berkata bahwa Rasulullah صلی الله عليه وسلم bersabda: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِـنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ، وَاللهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ، وَمَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَطْلُبُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِـمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمُ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ، وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ . “Barangsiapa menghilangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitan dunia yang diderita oleh seorang mukmin, maka kelak pada hari Kiamat Allah akan menghilangkan satu kesulitan dari beberapa kesulitan akhirat yang dideritanya. Barangsiapa yang memudahkan orang yang sedang berada dalam suatu ke-susahan, maka Allah akan memudahkannya, baik di dunia maupun di akhirat. Dan Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba itu menolong saudaranya. Barangsiapa menempuh jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju ke Surga. Dan tidaklah orang-orang berkumpul pada salah satu dari rumah-rumah Allah Ta’ala (masjid-masjid), sedang mereka membaca kitab Allah dan mempelajarinya di antara mereka melainkan akan turun ketenangan kepada mereka serta diliputi oleh rahmat dan mereka akan dikelilingi oleh para Malaikat. Allah akan menyebut-nyebut mereka kepada siapa saja yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang diperlambat amal perbuatannya, maka dia tidak akan dipercepat oleh nasab (keturunan)nya.” [HR. Muslim] Diriwayatkan juga dari hadits ‘Uqbah bin ‘Amir, dia berkata, “Rasulullah صلی الله عليه وسلم keluar sementara kami masih berada di suffah, lalu beliau bersabda, ‘Siapakah di antara kalian yang ingin pergi setiap hari ke Buthan atau ke al-‘Aqiq, lalu darinya dia datang dengan membawa dua unta yang berpunuk besar tanpa berbuat dosa dan tanpa pemutusan hubungan silaturahmi?” Maka kami berkata, “Wahai Rasulullah, kami menyukai hal tersebut.” Beliau bersabda, أَفَلاَ يَغْدُو أَحَدُكُمْ إِلَى الْمَسْجِدِ فَيَعْلَمُ أَوْ يَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِنْ كِتَابِ اللهِ k خَيْرٌ لَهُ مِنْ نَاقَتَيْنِ وَثَلاَثٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثٍ وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أَرْبَعٍ وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ اْلإِبِلِ . ‘Tidakkah salah seorang di antara kalian pergi ke masjid, lalu mengajar atau membaca dua ayat dari Kitabullah Azza wa Jalla, maka yang demikian itu lebih baik baginya daripada dua ekor unta. Dan tiga ayat itu lebih baik baginya dari pada tiga ekor unta. Dan empat ayat itu lebih baik baginya daripada empat ekor unta dan begitu seterusnya.’” Dalil-dalil di atas bersifat umum dan tidak dikhususkan bagi kaum laki-laki saja, bahkan pada zaman Nabi صلی الله عليه وسلم, kaum wanita banyak yang pergi ke masjid-masjid untuk menimba ilmu. Bahkan Nabi  صلی الله عليه وسلم sendiri telah mengkhususkan untuk menyampaikan nasihat (kepada kaum wanita). Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Fathimah binti Qais رضي الله عنها bahwasanya dia berkata di dalam haditsnya yang panjang di dalam kisah al-Jassasah, dia berkata, “Ketika masa ‘iddahku berakhir, aku mendengar seruan seorang penyeru Rasulullah صلی الله عليه وسلم yang berseru, ‘Shalat berjama’ah akan dilakukan.’ Lalu aku berangkat ke masjid dan mengerjakan shalat bersama Rasulullah  صلی الله عليه وسلم dan aku berada di dalam barisan wanita yang langsung berada di belakang suatu kaum. Dan setelah Rasulullah صلی الله عليه وسلم selesai mengerjakan shalatnya, beliau duduk di atas mimbar dan beliau tertawa seraya berucap, ‘Hendaklah setiap orang selalu mendatangi tempat shalatnya.’ Kemudian beliau bertanya, ‘Tahukah kalian, mengapa aku kumpulkan kalian?’Mereka menjawab, ‘Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.’ Beliau bersabda: ‘Demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengumpulkan kalian karena suatu keinginan atau rasa takut, tetapi aku mengumpulkan kalian karena Tamim ad-Dari, yaitu seorang laki-laki yang beragama Nasrani. Dimana dia datang dan berbai’at serta menyatakan masuk Islam…’” Dari ‘Amrah binti ‘Abdirrahman dari saudara perempuan ‘Amrah, dia berkata, “Aku menghafal: ق. وَالْقُرْآنِ الْمَجِيدِ   ‘Qaaf. Demi al-Qur-an yang mulia,’  dari mulut Rasulullah  صلی الله عليه وسلم pada hari Jum’at, di mana beliau membacanya di atas mimbar setiap hari Jum’at.” [HR. Muslim] Dari Ibnu ‘Abbas رضي الله عنه, dia berkata, “Aku bersaksi atas Nabi صلی الله عليه وسلم. -Atau Atha’ berkata, ‘Aku bersaksi atas Ibnu ‘Abbas’- bahwa Rasulullah صلی الله عليه وسلم pernah keluar rumah bersama Bilal. 

Selasa, 16 April 2013

puisi dari surga

PUISI DARI SURGA
Itu semua tidak lain adalah gelora membara untuk mendapatkannya
tidak ada yang menandinginya dan Tuhan Mahatahu akan hamba-hambaNya
Kendati dipagari dari jangkauan kita dengan segala hal yang tidak menyenangkan
dan diselimuti dengan hal-hal yang menyakitkan dan menyedihkan jiwa
Demi Alloh, betapa bahagianya dikumpulkan di dalamnya
dengan berbagai macam kenikmatan yang bisa dinikmati
Demi Alloh, betapa eneknya hidup di kemah-kemahnya
di taman-tamannya dan berjalan-jalan di dalamnya dengan senyum riang
Demi Alloh, betapa indahnya lembahnya tempat mendapatkan tambahan
bagi tamu-tamu khusus,jika Anda termasuk di antara mereka
Di lembah tersebut, rasa rindu bergemuruh
sang kekasih melihat bahwa kerinduan ini mendapatkan kemenangan
Demi Alloh, betapa bahagianya para kekasih
ketika Alloh mengajak mereka berdialog dan member ucapan selamat kepada mereka
Demi Alloh, betapa sejuknya mata melihat wajah Alloh dengan jelas
tidak ada gunung yang menutupinya dan mata pun tidak bosan memandangNya
Duhai pandangan yang membuat wajah berseri-seri
segalanya aman setelah itu dan sang kekasih pun terhibur
Demi Alloh, betapa banyaknya kebaikan jika Ia tersenyum
untukNya cahaya di pagi hari bersinar
Duhai, betapa nikmatnya memandang kepadaNya jika Ia datang
dan betapa indah suaraNya jika Ia bicara
Duhai betapa pemalunya ranting yang basah ketika ia bergoyang
betapa pemalunya dua fajar ketika ia mengulum senyum
Jika hati Anda sakit karena cinta kepadanya
maka ia pasti tiba di tempat Anda dengan obat di tangan
Anda lihat pesona wajahnya jika ia memperlihatkan diri kepada Anda
seluruh organ tubuh terasa senang dan mendapatkan kenikmatan dengannya
Mata merasa takjub ketika ia kelihatan
berbagai macam buah-buahan dengan berbagai cita rasanya yang tidak pernah habis
Tandan dari anggur dan apel surga
delima di mana di dahan-dahannya terdapat isi yang sangat lezat
Bunga-bunga yang didekatkan di pipinya
khamr yang didekatkan di mulut
Ingatlah kepada Ar-Rahman
wahai pelamar wanita-wanita jelita, jika anda menginginkannya
maka inilah waktu maharnya telah datang
Puasalah Anda pada besok pagi
barangkali dengan begitu Anda meraih Idul Fitri pada saat seluruh manusia disuruh puasa
Majulah dan jangan puas dengan kehidupan yang penuh dengan kesengsaraan ini
karena sesungguhnya orang yang tidak bangkit, maka tidak selamat dengan semua kesenangan
Mari kita berjalan menuju surga-surga Aden
karena ia adalah tempat tinggal pertama dan di dalamnya terdapat banyak kemah-kemah
Tragisnya kita tertawan oleh musuh
duhai dapatkah kembali ke tempat kita semula dengan selamat
Mereka mengatakan bahwa jika orang asing dideportasi
dan dijauhkan dari tanah airnya, maka ia rugi besar
Duhai, adakah keterasingan yang melebihi keterasingan kita
musuh-musuh kita telah banyak berkorban untuk berkuasa
Mari kita berjalan menuju pasar
di dalamnya orang-orang yang tercinta bertemu dengan kaum yang telah dikenalnya
Apa yang Anda inginkan, maka silahkan ambil dengan gratis
karena pedagangnya telah meminjaminya dan menyerahkannya
Mari kita berjalan kepada hari penambahan
hari itu adalah hari berkunjung kepada Pemilik Arasy dan hari itu adalah musimnya
Mari kita menuju lembah
di dalamnya terdapat rumah yang luas dan tanahnya lebih harum daripada kesturi
Ia adalah mimbar dari cahaya di sana dengan lapang
dan tanahnya lebih wangi daripada kesturi
Bukit dari kesturi yang dijadikan sebagai kursi-kursi
Orang-orang selain pemilik mimbar tersebut pun tahu hal ini
Ketika mereka sedang menikmati kebahagiannya
dan rezki mengucur kepada mereka dan dibagikan kepada mereka
Tiba-tiba mereka berada pada sinar yang berkilauan
dengannya seantero surga terang benderang dan tidak terbayangkan keindahannya
Tuhan langit menampakkan diri kepada mereka dengan jelas
Ia tersenyum di atas langit dan berfirman
Salam sejahtera atas kalian
mereka semua mendengar ucapan salamNya ketika Ia mengucapkan salam
Ia berfirman, Mintalah kepadaKu apa saja yang kalian inginkan
karena semua yang kalian inginkan ada padaKu dan Akulah pemberi rahmat
Mereka mengatakan bahwa kami menginginkan keridhaan
maka Engkaulah Pemilik segala keindahan dan Engkaulah Pemberi rahmat
Lalu Ia mengabulkan permintaan mereka dan mereka semua menyaksikannya
Alloh Mahatinggi dan Mahamulia
Wahai orang yang menjual ini semua dengan harga yang murah dan tergesa-gesa
sepertinya Anda tidak tahu, nanti Anda pasti tahu
Jika Anda tidak tahu, maka ini adalah kerugian besar
kalaupun Anda toh tahu, maka sesunguhnya kerugian itu lebih besar lagi    

Rabu, 13 Maret 2013

Kami admin baru

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wa Barakatuh...
Akhwati fillah....
Segala puji syukur hanya untuk Allah Subhanahu Wa Ta'ala  Robb semesta alam. Sholawat serta salam selalu kita tujukan kepada uswah kita nabi Muhammad shalallahu Alaihi Wa Salam.
Perjalanan blog STIMUS sudah berjalan lebih dari 1 tahun. Namun dikarenakan ada kesibukan lain dari admin blog yang lama, maka blog stimus diserahkan kepada kami. Maka kami buatkan blog stimus yang baru. Karena blog yang lama, tidak bisa diserahkan kepada kami, dikarenakan akun blog stimus yang lama jadi satu akun dengan blog lainnya yang dibuat oleh admin yang lama. 
Inilah tampilan wajah baru kami, tidak jauh berbeda memang dengan tampilan yang lama. Namun kami harapkan dengan tampilan baru ini, kami bisa lebih termotifasi dan berusaha semaksimal mungkin, untuk meneruskan perjalanan STIMUS kedepan.
Mohon do'a, bimbingan dan bantuannya.
Wassalamu'alikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

tttd
admin baru